MAKALAH
“PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT”
Ditulis untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Belajar dan
pembelajaran
Dosen Pengampu: Sumianto, M.Pd
Oleh Kelompok: III
No
|
Nama
|
Nim
|
1
|
Rahma
Daniatul Fitri
|
(1686206032)
|
2
|
Sisi
Yolanda Putri
|
(1686206043)
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat taufik hidayah dan inayahnya kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Sains, Tekhnologi,
dan Masyarakat. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Bangkinang , Maret 2018
Penyusun :
(Kelompok 3)
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………. i
DAFTAR
ISI……………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang…………………………………………….. 1
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………. 1
C.
Tujuan
Penulisan…………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Konsep dan Ciri
Pendekatan Pembelajaran ………………. 3
B.
Macam – macam
Pendekatan Pembelajaran ……………… 5
C.
Pendekatan
Sains, Teknologi dan Masyarakat…………….. 9
D. Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan (STM)………… 11
E.
Implementasi pendekatan STM dalam Pembelajaran……... 14
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………… 18
B.
Saran……………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran tidak pernah lepas dari interaksi antara guru
dan siswa serta antara siswa dengan dengan siswa, dari keduanya maka guru hendaknya menyediakan situasi yang
nyaman bagi siswa. Terkait dengan hal tersebut maka guru dituntut mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa dapat melakukan
kegiatan belajar dengan efektif . hal ini dilatarbelakangi bahwa peserta didik
bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harus disiapkan untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya
sehingga berbagai pendekatan pembelajaran dapat digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa, Pendekatan
pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai cara
bagaimana mengelola proses kegiatan belajar dan perilaku dari para siswa agar
dapat aktif melakukan tugas belajar agar dapat mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan. pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang memiliki
sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa
guna membantu dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan ciri pendekatan pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran
Sains, Teknologi dan Masyarakat?
3. Apa saja macam – macam Pendekatan Pembelajaran?
4. Bagaimana Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM)?
5. Bagaimana Implementasi pendekatan STM dalam Pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan ciri pendekatan
pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa saja macam – macam Pendekatan
Pembelajaran?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendekatan
pembelajaran Sains, Teknologi dan Masyarakat.
4. Untuk mengetahui bagaimana Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM).
5. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi pendekatan STM dalam Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dan Ciri Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari
bahasa Inggris approach yang salah satu artinya adalah “Pendekatan”. Dalam
pengajaran, approach diartikan sebagai a way of beginning something ‘cara
memulai sesuatu’. Karena itu, pengertian pendekatan dapat diartikan cara
memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti seperangkat
asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik awal dalam
memandang sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit
membuktikannya. Menurut Depdikbud (1990: 180) Pendekatan
dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati
sesuatu”. Menurut Sukintaka , “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para
guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga
terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa, Pendekatan
pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai cara
bagaimana mengelola proses kegiatan belajar dan perilaku dari para siswa agar
dapat aktif melakukan tugas belajar agar dapat mencapai tujuan belajar yang
telah ditetapkan.
pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang memiliki
sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa
guna membantu dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahjoedi (1999 121) yang menyatakan
bahwa , “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan
perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat
memperoleh hasil belajar secara optimal”. Menurut Syaifuddin Sagala
(2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional tertentu”. Sedangkan menurut Gladene
Robertson dan Hellmut Lang (1984:5)Pendekatan pembelajaran dapat dimaknai menjadi 2 pengertian, yaitu pendekatan
Pembelajaran sebagai dokumen tetap, yaitu suatu kerangka umum dalam Praktek
professional guru yaitu serangkaian dokumen yang dikembangkan untuk mendukung
pencapaian kurikulum dan pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang
terus berkembang.
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai ,perlu dibuat program
pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan kegiatan yang
menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat metode
pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setip pokok mata pelajaran. Sistem
dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan
pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan
siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru
menetapkan hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.
Adapun ciri-ciri pendekatan pembelajaran secara umum adalah
sebagai berikut
:
1.
Mengidentifikasi
dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil dan sasaran yang harus dicapai
dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukan.
2.
Mempertimbangkan
dan memilih jalan yang paling efektif mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan
dan menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai
mencapai sasaran.
4.
Mempertimbangkan
dan menetapkan tolak ukur untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
Adapun fungsi pendekatan bagi suatu
pembelajaran adalah :
a)
Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan digunakan.
b)
Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan
pembelajaran.
c)
Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
d)
Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
e)
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan.
B. Macam – macam pendekatan pembelajaran
1.
Pendekatan
Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan
pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan
diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme sebagai berikut :
a)
Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan
pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui
kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan
ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan
kajian teori.
b)
Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada
keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
c)
Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa
yang mereka pelajari.
prinsip pembelajaran dengan
pendekatan konstruktivisme antara lain siswa aktif mencari tahu dengan
membentuk pengetahuan baru sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam
mengkonstruksikan pengetahuan tersebut sebagaimana tuntunan kurikulum.
2.
Pendekatan Konstektual
Pendekatan
konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan
melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya
sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya
berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam membekali siswa
untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Dalam
kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya.
Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.Guru
bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang dapat berupa
pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan bukan dari “apa
kata guru. Ciri – ciri pendekatan
pembelajaran Konstektual yaitu :
a)
Kerjasama.
b)
Saling menunjang.
c)
Menyenangkan, tidak membosankan.
d)
Pembelajaran terintegrasi.
e)
Menggunakan berbagai sumber.
f)
Siswa aktif.
g)
Sharing dengan teman.
h)
Siswa kritis guru kreatif.
3. Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan
deduktif terkadang sering disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai
dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Dalam bidang ilmu sains
dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka
pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan
pengetahuan utama siswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman
mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru
mentransfer informasi atau pengetahuan.
4. Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif
yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan
induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang
bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang
bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
5.
Pendekatan Konsep dan Proses
Pendekatan konsep adalah pendekatan
yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental
yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu
pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi
kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Ciri-ciri suatu
konsep adalah :
a)
Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b)
Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c)
Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d)
Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan
pengalaman-pengalaman
e)
Konsep yang benar membentuk pengertian
f)
Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Pada
pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan,
menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan
dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
6. Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi Dan Masyarakat
pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang
dapat membantu siswa untuk membuat pelajaran menjadi lebih berarti. Karena di
dalam Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini berkaitan dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam
pembelajaran yang bersumber dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
disini siswa memilik perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.
7.
Pendekatan Scientific
Proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran
berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Prinsip-prinsip dalam
pembelajaran dengan pendekatan saintific antara lain :
a)
pembelajaran berpusat pada siswa
b)
pembelajaran membentuk students’ self concept
c)
pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempelajari, mnganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.
d)
pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa
e)
Pembelajaran meningkatkan motivasi
C.
Pendekatan
Pembelajaran Sains, Teknologi Dan Masyarakat
Pendekatan
(STM) Sains Teknologi dan Masyarakat merupakan terjemahan dari science
technology and society approach (STS) yang merupakan pendekatan pembelajaran,
dikembangkan berdasarkan pada filosofis kontruktivisme. Pendekatan pembelajaran
tersebut telah berkembang pesat di Amerika dan Inggris sejak awal tahun
1970-an. Pendekatan STM ( Sains Teknologi Masyarakat )
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun
1990-an yang telah diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Jawa Barat
dan daerah lain di Indonesia.
Sedangkan menurut para tokoh lain
bahwa pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran kontekstual yang dapat membantu siswa untuk membuat
pelajaran menjadi lebih berarti. Karena di dalam Sains Teknologi Masyarakat
(STM) ini berkaitan dengan kehidupan yang nyata, dimana dalam
pembelajaran yang bersumber dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
disini siswa memilik perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh kepada kemampuan menyerap dan perilaku belajar. Lingkungan siswa
yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga
mengalami perubahan lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah,
radio, televisi dan film semakin menjangkau siswa ke semua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Kegiatan pembelajaran dimaksudkan
agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa.
Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi prsoes perubahan
perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Menurut Yager (Arnie
Fajar.2002:27), secara umum pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM
memiliki karakteristik, sebagai berikut:
1.
Identifikasi masalah-masalah setempat yang memiliki
kepentingan dan dampak.
2.
Penggunaan sumber daya setempat (manusia, benda, lingkungan)
untuk mencari informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah.
3.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang
dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Penekanan pada keterampilan proses, dimana siswa dapat
menggunakan dalam memecahkan masalah.
5.
Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara
dimana ia mencoba untuk memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi.
6.
Identifikasi bagaimana sains dan teknologi berdampak kepada
masyarakat di masa depan.
7.
Kebebasan atau otonomi dalam proses belajar
Adapun tujuan pendekatan STM adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga
mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat
serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya. Menurut Yager tujuan pembelajaran
STM adalah sebagai berikut :
a.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan dan
mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai bagaimana sains dan
teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan pengaruh baru.
b.
Memberikan contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang
mengenai perubahan-perubahan yang sangat besar dalam bidang sains dan teknologi
yang dibawa masyarakat, pertambahan ekonomi, dan proses-proses politik.
c.
Membuat peserta didik mampu relitas sosial dengan topik
pembelajaran didalam kelas.
d.
Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan atau
pandangan untuk mensikapi berbagai isu dan situasi yang berkembang di
masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah.
e.
Membuat peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga
masyarakat yang memiliki tanggung jawab sosial.
D.
Keunggulan Dan Kelemahan Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM)
a.
Keunggulan Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Menurut
Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan yang dapat
diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:
1. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi
tujuan, sebagai berikut
a)
meningkatkan
keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.
b)
Menekankan cara belajar
yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
c)
Menekankan sains dalam
keterpaduan dan antara bidang studi.
2.
Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran, sebagai berikut :
a)
menekankan keberhasilan
siswa
b)
menggunakan berbagai
strategi
c)
menyadarkan guru bahwa
kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi.
3.
Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi, sebagai berikut :
a)
ada hubungan antara
tujuan, proses dan hasil belajar
b)
perbedaan antara
kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga diperhatikan.
c)
kualitas efisiensi dan
keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
d)
Guru juga termasuk yang
dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu siswa
b. Kelemahan Pendekatan
Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Aisyah (2007), mengemukakan empat
hambatan pembelajaran dengan pendekatan STM, yaitu:
1.
Waktu
Waktu merupakan faktor penting untuk menentukan
materi-materi apa yang akan diajarkan pada siswa. Pelaksanaan seluruh fase
pembelajaran pada konten tertentu, kadang-kadang membutuhkan waktu yang panjang
sehingga memerlukan analisa yang baik untuk memilih dan mengalokasikan waktu
untuk implementasinya. Siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengumpulkan data dari nara sumber secara mendetail. Oleh karena itu, siswa
harus kerjasama dengan baik antar anggota kelompok agar data yang diperoleh
dapat maksimal. Beberapa sekolah memilih waktu di sore hari atau jalur
ekstrakurikuler untuk penerapan STM agar tidak terganggu dengan aktivitas
belajar yang lain. Bahkan, gelar kasus (show case) yang dilanjutkan dengan
refleksi diri, biasanya dilaksanakan pada akhir semester (Aisyah, 2007).
2.
Biaya
Biaya merupakan faktor yang penting dalam implementasi STM.
Biaya dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM
dari mulai identifikasi masalah, sampai pelaksanaan gelar kasus (show case).
Umumnya, pihak sekolah belum mengalokasikan biaya untuk kegiatan pembelajaran
STM. Oleh karena itu, pihak sekolah khusunya hendaknya memberi dorongan moril
maupun materil untuk terselenggaranya penerapan STM ini. Dalam hal dorongan
materil, dapat dirintis pembiayaan penerapan metode ini secara swadaya (Aisyah,
2007).
3.
kompetensi guru
Kompetensi guru sangat penting dalam
pembelajaran STM, terutama dalam penguasaan materi inti, problem solving dan
hubungan interpersonal. Umumnya guru belum memiliki pengetahuan yang baik
tentang pendekatan STM sehingga penerapan pendekatan ini masih sangat jarang
ditemukan. Selain itu, paradigma guru dalam menginterpretasikan dan
mengembangkan kurikulum, masih berbasis konten sehingga guru merasa dituntut
untuk menyampaikan materi tepat pada waktunya dan lupa berinovasi dalam
pembelajaran (Aisyah, 2007).
4.
komunikasi dengan stakeholder (orang tua, masyarakat, dan
birokrat).
Kerja sama antara sekolah dengan
lembaga-lembaga terkait diperlukan pada saat siswa merencanakan untuk
mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab
lembaga tertentu. Misalnya mengunjungi rumah sakit daerah, observasi pada
pabrik produk bahan makanan dan sebagainya. Untuk kelancaran kegiatan, anak
perlu dibekali surat pengantar dari sekolah, atau sekolah melakukan pemrosesan
izin ke lembaga yang terkait sebelum kegiatan dilaksanakan. Selain itu,
komunikasi dengan orang tua perlu diintensifkan. Orang tua perlu diberi
pemahaman sehingga seluruh aktivitas anak yang menyita waktu dapat dimaklumi
atau mendapat support dari orang tua (Aisyah, 2007).
Menurut Aisyah (2007), hambatan lain
dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa belum terbiasa untuk berpikir
kritis dan belajar mengambil pengalaman di lapangan, sehingga dibutuhkan
kesabaran dan ketekunan guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam
pembelajaran. Untuk menerapkan pendekatan ini, peranan guru dimulai dari
perencanaan pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil belajar, motivator
dan pembimbing. Pendekatan STM menuntut kompetensi pedagogik, kompetensi professional,
kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang baik.
E.
Implementasi pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat dalam
Pembelajaran
Menurut
Poedjiadi (2005), pelaksanaan pendekatan STM dapat dilakukan melalui tiga macam
strategi, yaitu:
1. Strategi pertama, menyusun topik- topik tertentu yang menyangkut
konsep-konsep yang ingin ditanamkan pada peserta didik. Pada strategi ini, di
awal pembelajaran (topik baru) guru memperkenalkan atau menunjukkan kepada
peserta didik adanya isu atau masalah di lingkungan anak atau menunjukkan
aplikasi sains atau suatu produk teknologi yang ada di lingkungan mereka.
Masalah atau isu yang ada di lingkungan masyarakat dapat pula diusahakan agar
ditemukan oleh anak sendiri setelah guru membimbing dengan cara-cara tertentu.
Melalui kegiatan eksperimen atau diskusi kelompok yang dirancang oleh guru,
akhirnya dibangun atau dikonstruksi pengetahuan pada anak. Dalam hal ini,
pengetahuan yang berbentuk konsep-konsep.
2. Strategi kedua, menyajikan suatu topik yang relevan dengan konsep-konsep
tertentu yang termasuk dalam standar kompetensi atau kompetensi dasar. Pada
saat membahas konsep-konsep tertentu, suatu topik relevan yang telah dirancang
sesuai strategi pertama dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dengan demikian program
STM merupakan suplemen dari kurikulum.
3. Strategi ketiga, mengajak anak untuk berpikir dan menemukan aplikasi konsep
sains dalam industri atau produk teknologi yang ada di masyarakat di sela-sela
kegiatan belajar berlangsung. Contoh-contoh adanya aplikasi konsep sains, isu
atau masalah, sebaiknya diperkenalkan pada awal pokok bahasan tertentu untuk
meningkatkan motivasi peserta didik mempelajari konsep-konsep selanjutnya, atau
mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan dibahas sebagai apersepsi.
Untuk
mengimplementasikan pendekatan STM dalam pembelajaran, Dass (1999) dalam Raja
(2009) mengemukakan empat langkah kegiatan kelas yang secara komprehensif
merupakan upaya mengembangkan pemahaman murid dan pelaksanaan suatu proyek STM
yang berhubungan preservice guru. Keempat langkah pembelajaran tersebut adalah :
1.
Fase Invitasi
Pada Preservice teachers (PSTs) tahap ini, guru melakukan
brainstorming dan menghasilkan beberapa kemungkinan topik untuk penyelidikan.
Topik dapat bersifat global atau lokal, tetapi harus merupakan minat siswa dan
memberikan wilayah yang cukup untuk penyelidikan bagi siswa. Menurut Aisyah
(2007), Apersepsi dalam kehidupan juga dapat dilakukan, yaitu mengaitkan
peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas. Dengan
demikian, tampak adanya kesinambungan pengetahuan, karena diawali dengan
hal-hal yang telah diketahui siswa sebelumnya dan ditekankan pada keadaan yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Eksplorasi
Pada tahap ini, guru dan siswa mengidentifikasi daerah kritis penyelidikan. Data-data dan informasi dapat dikumpulkan melalui pertanyaan-pertanyaan atau wawancara, kemudian menganalisis informasi tersebut. Data dan informasi dapat pula diperoleh melalui telekomunikasi, perpustakaan dan sumber-sumber dokumen publik lainnya. Dari sumber-sumber informasi, siswa dapat mengembangkan penyelidikan berbasis ilmu pengetahuan untuk menyelidiki isu-isu yang berkaitan dengan masalah ini. Pemahaman tentang hujan asam, misalnya, dilakukan dalam laboratorium untuk menyelidiki sifat-sifat asam dan basa. Penyelidikan ini memberikan pemahaman dasar untuk pengembangan, pengujian hipotesis, dan mengusulkan tindakan (Dass, 1999 dalam Raja, 2009).
Pada tahap ini, guru dan siswa mengidentifikasi daerah kritis penyelidikan. Data-data dan informasi dapat dikumpulkan melalui pertanyaan-pertanyaan atau wawancara, kemudian menganalisis informasi tersebut. Data dan informasi dapat pula diperoleh melalui telekomunikasi, perpustakaan dan sumber-sumber dokumen publik lainnya. Dari sumber-sumber informasi, siswa dapat mengembangkan penyelidikan berbasis ilmu pengetahuan untuk menyelidiki isu-isu yang berkaitan dengan masalah ini. Pemahaman tentang hujan asam, misalnya, dilakukan dalam laboratorium untuk menyelidiki sifat-sifat asam dan basa. Penyelidikan ini memberikan pemahaman dasar untuk pengembangan, pengujian hipotesis, dan mengusulkan tindakan (Dass, 1999 dalam Raja, 2009).
Menurut Aisyah (2007), tahap kedua
ini merupakan proses pembentukan konsep yang dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses, pendekatan
sejarah, pendekatan kecakapan hidup, metode demonstrasi, eksperimen di
labolatorium, diskusi kelompok, bermain peran dan lain-lain. Pada akhir tahap
kedua, diharapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi siswa menemukan
konsep-konsep yang benar atau konsep-konsep para ilmuan. Selanjutnya berbekal
pemahaman konsep yang benar siswa melanjutkan analisis isu atau masalah yang
disebut aplikasi konsep dalam kehidupan.
3.
Fase Mengusulkan Penjelasan dan
Solusi
Pada tahap ini, siswa mengatur dan
mensintesis informasi yang mereka telah kembangkan sebelumnya dalam
penyelidikan. Proses ini termasuk komunikasi lebih lanjut dengan para ahli di
lapangan, pengembangan lebih lanjut, memperbaiki, dan menguji hipotesis mereka,
dan kemudian mengembangkan penjelasan tentatif dan proposal untuk solusi dan
tindakan. Hasil tersebut kemudian dilaporkan dan disajikan kepada rekan-rekan
kelas untuk menggambarkan temuan, posisi yang diambil, dan tindakan yang
diusulkan (Dass, 1999 dalam Raja, 2009).
4.
Fase Mengambil Tindakan
Berdasarkan temuan yang dilaporkan
dalam fase ketiga (mengajukan penjelasan dan solusi), siswa menerapkan
temuan-temuan mereka dalam beberapa bentuk aksi sosial. Jika tindakan ini
melibatkan masyarakat sebagai pelaksana, misalnya membersihkan daerah berbahaya
anak dapat menghubungi pejabat publik yang dapat mendukung pikiran dan temuan
mereka. Anak menyajikan informasi ini kepada rekan-rekan kelas mereka. Untuk
mengungkap penguasaan pengetahuan sains dan teknologi anak selama pembelajaran,
dapat dilakukan melalui suatu evaluasi. Evaluasi merupakan suatu pengukuran
atau penilaian terhadap sesuatu prestasi atau hasil yang telah dicapai.
Mengingat penguasaan sains dan teknologi dalam hal ini merupakan penguasaan
sains dan teknologi yang berkaitan dengan aspek masyarakat, maka kriteria
pengembangan evaluasinya dapat mengacu kepada pengembangan evaluasi dalam unit
STM. Menurut Varella (1992) dalam Widyatiningtyas (2009), evaluasi dalam STM
meliputi ruang lingkup aspek:
a.
Pemahaman konsep sains dalam pengalaman kehidupan
sehari-hari.
b.
Penerapan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sains
untuk masalah-masalah teknologi sehari-hari.
c.
Pemahaman prinsip-prinsip sains dan teknologi yang terlibat
dalam alat-alat teknologi yang dimamfaatkan masyarakat.
d.
Penggunaan proses-proses ilmiah dalam pemecahan
masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pembuatan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan kesehatan,
nutrisi, atau hal-hal lain yang didasarkan pada konsep-konsep ilmiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang memiliki
sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa
guna membantu dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan pendekatan STM adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan, sehingga
mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat
serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.
bahwa pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang
dapat membantu siswa untuk membuat pelajaran menjadi lebih berarti. . Dalam suatu kegiatan pembelajaran
dapat dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa
sebagai hasil dari suatu pengalaman.
B. Saran
Pendekatan pembelajaran sangatlah
penting di dalam proses pembelajaran. karna pendekatan merupakan suatu cara
yang digunakan guru untuk memberlangsungkan proses pembelajaran yang baik.
Pendekatan pembelajaran Sains, teknologi dan masyarakat perlu dikembangkan
lagi, karena akan menumbuhkan pemahaman tentang pengalaman yang pernah dialami
siswa dan mereka mampu memecahkan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi,
Anna. ( 2005
). Sains
Teknologi Masyarat: Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
______. (
2013 ). Pendekatan STM sains dan
Teknologi. [ Online ]. Tersedia : (http://nilamazzahra.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pendekatan-stm-sains-teknologi.html ) [ 15 Maret 2018]
______. (
2008 ). Mengemas Sains, Teknologi dan
Masyarakat dalam Pengajaran Sekolah. [ Online ]. Tersedia : ( http://deceng.wordpress.com ) [ 15 Maret 2018 ]
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Nama
Sekolah : SDN 001 BANGKIANANG KOTA
Mata
Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
Kelas/Semester : III/ I
Waktu :
2 x 35 menit
Tanggal : 27 Maret 2018
A.
Standar
Kompetensi
2. memahami
kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga
kesehatan lingkungan
B.
Kompetensi
Dasar
2.3 Menjelaskan cara
menjaga kesehatan lingkungan sekitar
C.
Indikator
2.3.1
Mengidentifikasi
penyebab terjadinya pencemaran
lingkungan
2.3.2
Mengemukakan cara
menjaga kesehatan lingkungan
2.3.3
Membuat suatu karya
daur ulang sampah dari botol bekas
D.
Tujuan
Pembelajaran
2.3.1.1 Dengan
penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi 2 penyebab terjadinya pencemaran lingkungan dengan tepat
2.3.1.2 Dengan
Tanya jawab, siswa dapat mengemukakan 2 cara menjaga kesehatan lingkungan
dengan tepat
2.3.1.3 Dengan
kerja kelompok dan bimbingan guru , siswa dapat membuat suatu karya daur ulang
sampah dari botol bekas dengan mudah
Ø Karakter siswa yang diharapkan :
1. Disiplin
( Discipline )
2. Rasa
hormat dan perhatian ( respect )
3. Tekun
( diligence )
4. Tanggung
jawab ( responsibility )
5. Rasa
cinta lingkungan
6. Bisa
memecahkan masalah sendiri
E. Materi
Pokok
Lingkungan
sehat dan lingkungan tidak sehat
F. Metode
dan Pendekatan Pembelajaran
2.
Metode
a.
Tanya
jawab
b.
Kerja
kelompok
c.
Bimbingan
guru
d.
Ceramah
3.
Pendekatan
Pendekatan
pembelajaran Sains, Teknologi dan Masyarakat
G. Kegiatan
Pembelajaran
1.
Kegiatan Awal
a)
Menyiapkan alat dan
media pembelajaran
b) Berdoa
c) Guru
memeriksa kehadiran siswa
d) Apersepsi
yang dilakukan yaitu Mengajak siswa untuk menyanyikan lagu berjudul “Lingkungan
Sehat”. (Dengan irama lagu menanam jagung)
Wahai kawan janganlah
lupa
Buanglah sampah pada tempatnya
Lingkungan bersih, lingkungan sehat
Indah dilihat dipandang mata
Buang, buang, buanglah sampah
Buanglah sampah pada tempatnya 2x
Buanglah sampah pada tempatnya
Lingkungan bersih, lingkungan sehat
Indah dilihat dipandang mata
Buang, buang, buanglah sampah
Buanglah sampah pada tempatnya 2x
e) Menyebutkan
tujuan pembelajaran, yaitu cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar
2.
Kegiatan
Inti
Eksplorasi
1) Menanyakan
mengapa kita perlu menjaga lingkungan
2) Guru
memberikan penjelasan tentang penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
3) Bertanya
jawab tentang cara menjaga kesehatan lingkungan
4) Guru
membagi siswa menjadi 3 kelompok, untuk membuat daur ulang barang bekas
Elaborasi
1) Membagikan
barang – barang bekas dan bahan lainnya yang akan di daur ulang
2) Menjelaskan
cara mendaur ulang barang bekas tersebut
3) Guru
memperhatikan setiap kelompok yang sedang bekerja dengan teman sekelompoknya
4) Perwakilan
kelompok memperagakan hasil daur ulang barang bekasnya.
5) Dengan
mendaur ulang sampah atau barang bekas, siswa mengetahui cara untuk menjaga
kesehatan lingkungan.
Konfirmasi
1) Siswa
dan guru membahas seputar kegiatan daur ulang barang bekas yang dilakukan setiap kelompok
2) Memberi
pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa
3) Guru
memberikan reward kepada kelompok siswa yang hasil karyanya bagus dan rapi
3.
Kegiatan
Akhir
1) Siswa
dan guru menyimpulkan pembelajaran
2)
Guru memberikan tugas
rumah untuk memantapkan pemahaman siswa.
H.
Media
dan Sumber belajar
1.
Media
Barang atau
sampah bekas, Seperti hanger baju, botol minuman, dll.
2.
Sumber
Belajar
Buku
sekolah elektronik Ilmu Pengetahuan Alam kelas III karangan Dwi Suhartanti Mahardika Sentot,
Penerbit pusat perbukuan departemen nasional.
I.
Penilaian
Teknik
Penilaian : Praktek dan Tertulis (Format terlampir)
Bentuk
Instrumen : Produk dan Isian Singkat (Soal terlampir)
Mengetahui Bangkinang,
27 Maret 2018
Kepala Sekolah Guru
Mata Pelajaran
NIP
: NIP :
Format Penilaian
Proses (praktek)
No.
|
Nama
|
Aspek
yang di amati
|
Skor
|
Nilai
|
|||||
Keseriusan
|
Kerapihan
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||||
1.
|
|||||||||
2.
|
|||||||||
3.
|
|||||||||
4.
|
|||||||||
5.
|
Keterangan:
Aspek Keseriusan
:
1 = Jika siswa
tidak serius dalam melakukan praktek
2 = Jika siswa
kurang serius dalam melakukan praktek
3 = Jika siswa
sangat serius dalam melakukan praktek
Aspek Kerapihan:
1 = Jika hasil
produk tidak rapi
2 = Jika hasil
produk kurang rapi
3 = Jika hasil
produk sangat rapi
Rumus
perrhitungan
Nilai = Skor
yang diperoleh x 100
Skor Maksimal
Instrumen
Soal
Isilah
titik – titik di bawah ini !
1.
Botol dan kaleng bekas
harus ……… terlebih dahulu agar dapat digunakan kembali.
2.
Lingkungan sehat adalah lingkungan yang ….. dan …..
3.
Pencemaran dapat terjadi di ….., ……., dan …..
4.
Menghirup udara yang mengandung asap dan debu dapat menyebabkan ….. dan
…..
5.
Berikut ini merupakan contoh dari polutan ….., ….. dan ……
Uraian Materi
Bagaimana
keadaan lingkungan sekitarmu? Bersih dan rapi atau kotor? Kamu harus menjaga
kebersihan lingkungan sekitarmu. Lingkungan bersih membuat kita sehat.
Bagaimana cara menciptakan lingkungan yang sehat? Kesehatan tubuh dipengaruhi
oleh kesehatan lingkungan. Bagaimana membuat lingkungan yang sehat?
1. Kebersihan
Lingkungan
Lingkungan
yang kotor merupakan sumber penyakit. Bibit penyakit suka bersarang di tempat
kotor. Jadi kita harus menjaga kebersihan lingkungan. Bagaimana cara menjaga
kebersihan lingkungan? Kita harus rajin menyapu lantai. Kita juga harus
membersihkan selokan. Membuang sampah pada tempatnya. Meletakkan barang-barang
di tempatnya. Contohnya buku ditata rapi di rak. Pakaian dilipat dan dimasukkan
dalam lemari pakaian.
2. Udara
dan Air Bersih
Setiap
saat kita menghirup udara. Bagaimana jika udara itu tidak bersih? Apa yang akan
kita alami? Ya, kita akan sering batuk. Dan lama-lama paru-paru kita rusak.
Jadi udara kotor dapat mengganggu kesehatan. Kita harus selalu menghirup udara
bersih. Udara di daerah pegunungan bersih dan segar. Di pegunungan banyak
tumbuhan yang mengeluarkan oksigen. Oksigen diperlukan oleh tubuh kita. Di
pegunungan tidak banyak pencemar udara. Contoh pencemar udara adalah asap
pabrik. Pencemar udara lainnya adalah asap kendaraan bermotor.
Kesehatan lingkungan kita
tergantung pada kita sendiri. Lingkungan tidak sehat disebabkan oleh kebiasaan
hidup kita. Contohnya membuang sampah sembarangan. Kebiasaan membuang sampah
sembarangan merugikan kita. Ini akan mengganggu keindahan dan kesehatan
lingkungan. Kebiasaan ini juga dapat menyebabkan bencana. Sampah adalah tempat
kesukaan lalat. Lalat tersebut dapat hinggap di makanan. Lalat dapat
menyebarkan penyakit. Kita tidak boleh membuang sampah di selokan atau sungai.
Sampah akan menyumbat aliran air. Akibatnya dapat menimbulkan banjir.
Kesehatan kita
dipengaruhi keadaan lingkungan kita. Lingkungan sehat membuat tubuh kita sehat.
Sebaliknya lingkungan tidak sehat membuat tubuh kita mudah sakit. Lingkungan
tidak sehat dapat dikatakan telah tercemar. Pencemaran dapat terjadi di mana
saja. Contohnya di tanah, udara, dan air.
1. Pencemaran
Tanah
Tanah
dapat tercemar. Pencemaran tanah menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah.
Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dan lama kelamaan tanaman
dapat mati. Penyebab pencemaran tanah, antara lain:
a)
Pembuangan sampah
plastik.
Plastik
tidak dapat membusuk. Kita tidak boleh membuang sampah plastik di tanah. Sampah
plastik dikumpulkan. Plastik dapat didaur ulang.
b)
Limbah cair (air sisa
proses industri) dari industri.
c)
Kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak atau limbah cair. Jika minyak atau limbah cair tumpah ke
tanah akan mencemari tanah.
Pencemaran tanah menyebabkan berkurangnya
kesuburan tanah. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dan lama
kelamaan tanaman dapat mati.
2.
Pencemaran Udara
Udara
tercemar karena masuknya zat berbahaya. Pencemaran udara berupa debu dan asap.
Bau tidak sedap juga merupakan pencemaran.
Debu berupa butiran benda padat yang halus. Debu ini ada di mana-mana.
Coba raba dinding kelasmu. Apa yang kamu lihat dan rasakan? Tanganmu akan
berwarna keabu-abuan. Kamu juga merasakan ada serbuk halus di tembok. Itulah
debu. Debu yang terhirup dapat menyesakkan pernapasan. Jadi bersihkan ruanganmu
setiap hari. Timbunan sampah dapat menyebabkan pencemaran udara. Timbunan
sampah menimbulkan bau tidak sedap. Timbunan sampah juga mengganggu keindahan
lingkungan. Jadi kita harus membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah harus
ditutup rapat. Tujuannya agar baunya tidak mencemari udara sekitar. Asap adalah
pencemar udara yang berbahaya. Asap berbahaya jika kita hirup. Sumber asap
antara lain dari:
a) letusan
gurung berapi,
b) aktivitas
pabrik,
c) asap
rokok,
d) asap
kendaraan bermotor, dan
e) asap
dari pembakaran sampah.
Asap
kendaraan bermotor berbahaya. Asap ini mengandung gas karbon dioksida. Gas ini
sangat beracun. Bila dihirup dapat menyebabkan mual dan kepala pusing. Bahkan
mengakibatkan pingsan hingga kematian. Pencemaran udara juga merugikan
tumbuhan. Zat pencemar udara menempel pada daun. Zat ini menghalangi masuknya
sinar matahari. Jadi zat pencemar menghambat fotosintesis.
3. Pencemaran
Air
Pencemaran
air dapat disebabkan oleh limbah pabrik. Limbah pabrik mengandung bahan-bahan
berbahaya. Limbah tidak boleh langsung dibuang ke sungai. Pencemar air lainnya
adalah pupuk kimia dan pestisida. Pestisida adalah bahan pembunuh hama tanaman.
Pupuk kimia dan pestisida akan meresap ke tanah. Kemudian masuk ke sungai dan
danau. Sabun dan detergen juga mencemari air. Air yang tercemar menjadi
beracun. Kita tidak boleh minum dan mandi dengan air ini. Selain itu membuang
sampah padat ke dalam sungai juga mengakibatkan air sungai tersebut menjadi
tercemar.
Cara menjaga
kesehatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara :
a) Membuang
sampah pada tempatnya
b) Menanam
pohon agar udara tetap bersih dan sehat
c) Mendaur
ulang barang bekas
d) Selalu
membakar sampah yang sudah menumpuk
e) Kita
harus rajin membersihkan rumah dan lingkungan kita agar tetap bersih
f) Budayakan
hemat energi, seperti menggunakan lampu sesuai kebutuhan, menyalakan televisi
jika benar – benar ditonton, matikan alat – alat listrik lainnya jika tidak
diperlukan, kita juga harus menghemat bahan bakar seperti bensin, minyak tanah
dan gas, agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.
Membuat suatu karya bisa dihasilkan
dengan cara mendaur ulang sampah atau barang bekas. Daur ulang adalah kegiatan
untuk mengolah kembali sampah buatan (gelas, botol, piring, kain dll) menjadi
barang baru. Seperti dari botol aqua
gelas bekas yang di daur ulang menjadi hiasan dinding, lampion, hanger atau
gantungan jilbab, dll.
0 komentar:
Posting Komentar