MAKALAH
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS
SISWA SD”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi
Dosen Pengampu: Iis Aprinawati,
M.Pd.
Oleh:
Kelompok 6
Dosen Pengampu: Iis Aprinawati,
M.Pd.
Firdayani
|
1686206015
|
Rahma
Daniatul Fitri
|
1686206032
|
Rio Hamdani
|
1686206073
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah yang menguasai alam semesta dan isinya dan hanya kepada
Allah bermohon perlindungan baik didunia maupun di akhirat. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada nabi Muhammad saw. beserta keluarga sahabat dan umatnya
yang telah menjalankan amanatnya dengan sempurna.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal, namun kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
memperbaiki pembuatan makalah berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa SD. Pada mata kuliah Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Bangkinang, April 2018
Penulis,
(Kelompok 6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………….... i
DAFTAR ISI…………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang………………………………………… 1
B.
Rumusan Masalah……………………………………... 1
C.
Tujuan Penulisan………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat dan konsep kemampuan
menulis…………….. 3
B.
Tujuan dan kegunaan
menulis……………………….... 4
C.
Macam – macam menulis……………………………… 6
D.
Menulis Fiksi dan Non
Fiksi………………………….. 6
E.
Model – model pembelajaran menulis
di SD…………. 12
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………. 17
B.
Saran…………………………………………………... 17
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia menurut Kurikulum KTSP dan K 13, ada empat kemampuan berbahasa, yaitu
(a) kemampuan mendengarkan/menyimak, (b) kemampuan membaca (kedua kemampuan ini
bersifat reseptif), (c) kemampuan berbicara, dan (d) kemampuan menulis (kedua
kemampuan terakhir bersifat produktif). Keterampilan berbahasa yang cukup
kompleks untuk dipelajari dan diajarkan adalah menulis (Farris, 1993).
Keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kemampuan
dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman, dan pendapatnya dengan
benar.
Dalam praktek komunikasi yang nyata keempat
keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari
keempatnya. Sebagai contoh, kegiatan siswa dalam kelas, keempat keterampilan
tidak dapat dipisah-pisahkan. Pada waktu siswa mendengarkan keterangan guru
(ada kegiatan mendengarkan dari kegiatan berbicara gurunya). Kemudian mencatat
apa-apa yang dianggap penting (kegiatan menulis). Jika siswa itu bertanya
tentang apa-apa yang belum difahaminya (terdapat kegiatan berbicara), kemudian
dijawab oleh guru (ada kegiatan mendengarkan). Jadi dalam berkomunikasi keempat
keterampilan saling bergantian kehadirannya, tidak mungkin hanya hadir satu
keterampilan saja.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Hakikat dan konsep kemampuan
menulis?
2.
Apa Tujuan dan kegunaan menulis?
3.
Apa saja Macam – macam menulis?
4.
Bagaimana Menulis Fiksi dan Non
Fiksi?
5.
Bagaimana Model – model pembelajaran
menulis di SD?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui apa Hakikat dan
konsep kemampuan menulis
2.
Untuk mengetahui apa tujuan dan kegunaan
menulis
3.
Untuk mengetahui apa saja Macam –
macam menulis
4.
Untuk mengetahui Bagaimana Menulis
Fiksi dan Non Fiksi
5.
Untuk mengetahui bagaimana Model –
model pembelajaran menulis di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Dan Konsep Kemampuan Menulis
Pembelajaran menulis merupakan
komponen penggunaan bahasa yang harus diajarkan di sekolah dasar. Tulisan
adalah hasil dari kegiatan menulis.
Ada beberapa
pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian menulis yaitu sebagai berikut :
1.
Menurut
KBBI, menulis adalah melahirkan
pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.
2.
Menurut
Depdikbud, menulis adalah membuat huruf ( angka, dsb) dengan pena, melahirkan
pikiran dan perasaan ( seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan;
mengarang di majalah, mengarang roman ( cerita, membuat surat).
3.
Menurut Djuharie, menulis merupakan suatu keterampilan
yang dapat dibina dan dilatih.
4.
Menurut Henry Guntur Tarigan, menulis dapat diartikan sebagai
kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media
penyampai.
5.
Menurut Pranoto, menulis berarti menuangkan buah
pikiran kedalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain
melalui tulisan.
6.
Menurut Morsey (dalam Suriamiharja, dkk. 1996/1997: 3), menulis
adalah Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik, jika dia
dapat mengungkapkan maksudnya dengan jelas sehingga orang dapat memahami apa
yang diungkapkannya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis atau mengarang
ialah suatu proses dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, perasaan, kepada
orang lain atau dirinya melalui media berupa tulisan.
Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi secara tidak langsung antara penulis dan pembaca dalam ragam bahasa
tertulis.
B. Tujuan dan kegunaan menulis
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan
pikiran/gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk diri sendiri
dan orang lain. Contoh tujuan menulis untuk diri sendiri antara lain agar tidak
lupa, agar rapi, untuk menyusun rencana, dan untuk menata gagasan/pikiran.
Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam buku harian, catatan
perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan sebagainya. Contoh tujuan
menulis untuk orang lain antara lain untuk menyampaikan pesan, berita,
informasi kepada pembaca, untuk memengaruhi pandangan pembaca, sebagai dokumen
autentik, dan sebagainya.
Morsey (1976) berpendapat bahwa tulisan digunakan oleh
orang-orang terpelajar untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta
mempengaruhi orang lain. Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis
oleh Tarigan (2008: 25-26) adalah:
1.
Assignment purpose ( tujuan
penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para siswi yang diberi tugas merangkumkan buku, sekertaris ditugaskan
membuat laporan atau notulen rapat ).
2.
Altruistic purpose (tujuan
altruistik).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih
mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat
menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara
tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”.
Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
3. Persuasive
purpose ( tujuan persuasif).
4. Informational
purpose ( tujuan informasional, tujuan penerapan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan
penerangan/ penerangan kepada para pembaca.
5.
Self-ekspressive purpose (tujuan
penyataan diri)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diuntarkan.
6. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.
Tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman.
Tulisan ini bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ini ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan pikiran-pikiran
dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para
pembaca.
Pada prinsipnya kegunaan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi
tidak langsung. Darmadi (1996: 3) mengemukakan bahwa tulisan memiliki beberapa kegunaan
penting yaitu:
a)
sebagai suatu sarana menemukan sesuatu,
b)
memunculkan ide baru,
c)
melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan
berbagai konsep atau ide yang kita miliki,
d)
melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang,
e)
membantu diri kita untuk menyerap dan memproses
informasi,
f)
melatih kita memecahkan berbagai masalah sekaligus,
dan menjadikan kita aktif dan tida sekedar menjadi penerima informasi.
C. Macam – Macam Menulis
Macam – macam menulis yang dapat
diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Menurut tingkatannya
a)
Menulis permulaan ( kelas rendah)
b)
Menulis lanjutan ( kelas tinggi)
2.
Menurut isi / bentuknya
a)
Karangan verslag ( laporan ),
umumnya diberikan di kelas rendah, misalnya : menceritakan kembali ( secara
tertulis) apa – apa saja yang dialami dalam pengajaran lingkungan
b)
Karangan fantasi : mengeluarkan isi
jiwa sendiri ( ekspresi jiwa), misalnya : “ cita – citaku setelah tamat SD”. “
Andai aku jadi presiden”.
c)
Karangan reproduksi, umumnya
bersifat menceritakan / menguraikan suatu perkara yang telah dipelajari atau
dipaham, seperti hal – hal mengenai astronomi, gejala alam, atau menuliskan
dengan kata – kata sendiri tentang apa yang telah dibaca, dan lain – lain.
3.
Menurut susunannya
a)
Karangan terikat
b)
Karangan bebas
c)
Karangan setengah bebas setengah
terikat.
D. Menulis Fiksi dan Non Fiksi
1. Menulis Fiksi di SD
Fiksi adalah tulisan yang dibangun berdasarkan
khayalan dan umumnya bukan kenyataan. Meskipun ada beberapa fiksi yang
terinspirasi dari kejadian yang benar-benar terjadi. Namun ketika disajikan sebagai suatu tulisan ada
pengaruh menulis kreatif yang mengkolaborasikan antara kisah nyata dengan
khalayal penulis sehingga terciptalah sebuah karya fiksi yang boleh jadi
bersumber dari kisah nyata tetapi diolah menjadi lebih khayali.
Mengarang
fiksi pada hakikatnya menulis kreatif, yaitu menulis dengan maksud untuk
mengungkapkan perasaan atau emosi, misalnya menulis puisi, cerpen dan drama.
Pembelajaran menulis (mengarang) sebenarnya sudah
dimulai sejak anak duduk di kelas 1 sekolah dasar. Anak belajar menggambar lalu
ia menuliskan beberapa kalimat mengenai gambarnya itu. Selanjutnya,
syarat-syarat mengarang dapat diajarkan berangsur-angsur. Yang terpenting
adalah dapat memacu spontanitas atau keberanian anak dalam mengungkapkan
gagasan dan isi hatinya melalui media tulisan. Dalam kurikulum 2013 materi
menulis fiksi mencakup:
a)
Menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri
b)
Melanjutkan cerita narasi
c)
Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman
d)
Melanjutkan isi pantun
e)
Menyusun karangan dari gambar seri yang diacak
f)
Menulis prosa sederhana
g)
Menulis puisi bebas
h)
Memparafrasekan puisi
i)
Menulis drama sederhana
Jenis-jenis karangan fiksi di
antaranya adalah dongeng, roman, novel, cerita
pendek, cerbung (cerita bersambung), , dan puisi.
Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari
pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan
pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk
lainnya. Roman berisi paparan cerita yang panjang yang terdiri dari
beberapa bab yang saling berhubungan. Sama halnya pada roman, novel adalah
cerita berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia. Bedanya, novel
lebih sederhana dan lebih singkat daripada roman. Novel menceritakan kejadian
luar biasa yang melahirkan konflik yang pada akhirnya melahirkan perubahan
nasib para pelakunya dengan uraian-uraian yang sederhana. Cerita pendek
merupakan kisah mengenai kehidupan manusia yang memiliki konflik. Akan tetapi,
cerita pendek memiliki alur dan tokoh yang lebih sedikit dibandingkan novel dan
roman. Novel merupakan karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang
berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajinatif, yang dibangun melalui
berbagai unsur intrinsiknya, seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar,
sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya juga bersifat imajinatif. Puisi
adalah suatu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang
suatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Karangan fiksi dapat
diterbitkan melalui majalah, tabloid, koran maupun berbentuk buku.
Agar pembelajaran menulis fiksi
menantang kreativitas siswa, guru perlu memiliki gambaran yang jelas tentang
apa dan bagaimana wujud puisi, cerpen dan drama yang sekiranya sesuai untuk
siswa SD. Berikut ini Contoh fiksi anak –anak, sebagai
berikut :
Mama Tersayang
Karya : Keumala Cahaya
Oh, mama
engkau bagaikan sebuah melodi
yang
mendendangkan lagu
sayang
untukku
saat aku
sakit, engkau memelukku
aku
merasakan pelukanmu sangat hangat
bagaikan
perapian yang menghangatkanku
di saat
adikku menangis engkau menggendongnya
waktu aku
kecil engkau menggendongku
Tapi
sekarang tidak karena aku sudah besar
2. Menulis Non Fiksi Di SD
Karangan nonfiksi adalah karangan
yang berupa data dan fakta. Jadi, tidak ada unsur imajinasi pengarang. Selain itu, karangan nonfiksi juga
disusun melalui fakta-fakta yang secara nyata terjadi di lapangan tanpa adanya
unsur imajinasi dari pengarang.
Karangan nonfiksi menurut Yeti
Mulyati adalah tulisan yang disusun berdasarkan kenyataan. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah suatu tulisan yang mengandung unsur-unsur kebenaran
dalam pembuatannya dan didapatkan dari kenyataan yang terjadi di lapangan, maka
dapat dikategorikan ke dalam karangan nonfiksi.
Dalam buku Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, P. Suparman Natawijaya (2004: 2.29)
mengatakan bahwa jenis bacaan nonfiksi adalah jenis bacaan yang berbentuk
artikel. Dalam jenis bacaan ini yang memegang peranan penting adalah akal dan
pikiran. Dalam hal ini, P. Suparman menyatakan bahwa karangan nonfiksi
merupakan suatu bacaan yang berbentuk artikel. Seperti yang kita ketahui bahwa
artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam
majalah. Menurut definisi ini, sebuah artikel idealnya membahas seluk beluk
suatu tema secara tuntas. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa P.
Suparman memberikan batasan bahwa karangan nonfiksi merupakan suatu tulisan yang
berdasarkan realitas atau sesuai dengan kenyataan dan menggunakan akal serta
pikiran sebagai patokan penting dalam pembuatannya.
Karangan nonfiksi menurut Ade
Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2005: 162) adalah jenis karangan yang disusun
berdasarkan sistematika ilmiah dan aturan-aturan rasionalitas atau kelogisan.
Dalam hal ini, Ade Nurdin, dkk. memberikan batasan nonfiksi sebagai suatu
tulisan yang didalamnya mengandung unsur kelogisan dan disusun dengan
sistematika penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Dari pemaparan ahli di atas mengenai
batasan karangan nonfiksi, maka dapat diartikan bahwa karangan nonfiksi
merupakan suatu karangan yang dihasilkan melalui proses penelitian, baik itu
secara langsung maupun tidak langsung dan dapat dibuktikan kebenarannya tanpa
adanya unsur imajinasi atau khayalan pengarang. Suatu tulisan yang didalamnya
mengandung unsur-unsur fakta dan memiliki data-data yang sah, maka dapat
digolongkan ke dalam karangan nonfiksi. Karangan nonfiksi juga ditulis dengan
bahasa yang baku sesuai dengan EYD yang berlaku secara tepat, jelas dan
efektif. Selain itu, karangan nonfiksi juga disusun secara jelas dan logis
dengan sistematika penulisan ilmiah yang baik dan benar.
Karangan nonfiksi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
a.
Memiliki ide yang ditulis secara jelas
dan logis serta sistematis;
b.
Mengandung informasi yang sesuai
dengan fakta;
c.
Menyajikan temuan baru atau
penyempurnaan temuan yang sudah ada;
d.
Motivasi, rancangan dan pelaksanaan
penelitian yang tertuang jelas;
e.
Penulis memberikan analisis dan
interpretasi intelektual dari data yang diketengahkan dalam tulisannya. Untuk
karya nonfiksi diharuskan menggunakan kata baku sesuai dengan kamus umum Bahasa
Indonesia. Karya nonfiksi harus memakai bahasa berciri tepat, singkat, jelas,
resmi dan teratur agar efektif.
Yang termasuk
ke dalam mengarang nonfiksi adalah sebagai berikut :
1)
Surat
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis
untuk menyampaikan suatu pesan dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan
maupun perorganisasian. Surat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu surat pribadi (
surat yang dikirimkan seseorang kepada orang lain) dan surat resmi ( surat yang
digunakan instansi untuk kepentingan administrasi pemerintah/ dinas).
2)
Pengumuman
Adalah pemberitahuan yang bertujuan agar orang banyak
mengetahui perihal yang diumumkan.
Bahasa yang digunakan dalam membuat pengumuman harus bahasa yang lugas,
singkat, tetapi jelas. Pengumuman tidak perlu menggunakan majas dan peribahasa,
karena pengumuman hanya bermaksud memberitahukan kepada khalayak tentang
sesuatu. Berikut ini contoh pengumuman :
PENGUMUMAN
Diberitahukan
kepada seluruh mahasiswa universitas pahlawan agar segera membayar administrasi
ujian akhir semester sebelum tanggal 11 juni 2018.
Bangkinang,
1 Juni 2018
ttd
Rektor
universitas pahlawan
3)
Naskah
pidato
Apabila kita mendapat tugas untuk berpidato, setidaknya kita
dihadapkan kepada dua tugas yang sangat penting, yaitu menyusun naskah pidato
dan melaksanakan pidato. Naskah pidato yang kita siapkan boleh berupa naskah
lengkap, boleh juga berupa garis besar isi pidato. Cara yang manapun yang kita
tempuh menyusun pidato itu dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan pidato.
4)
Laporan
Laporan adalah suatu dokumen yang memuat informasi tertentu
yang telah dikumpulkan dan disusun. Contoh laporan yang dijumpai di sekolah
dasar yaitu laporan tertulis tentang pelaksanaan diskusi kelas kepada bu guru.
E. Model – Model Pembelajaran Menulis
Di SD
1.
contoh model – model pembelajaran
mengarang puisi
a.
menulis bersama
a)
Siswa membagi dalam beberapa
kelompok. setiap kelompok terdiri dari dua orang.
b)
Siswa pertama menuliskan judul dan
baris pertama puisi. jumlah kata dalam setiap baris ditentukan terlebih dahulu.
c)
Kertas kerja siswa pertama diberikan
kepada temannya. temannya membaca judul dan baris pertama puisi tadi, kemudian
menulis baris kedua dengan jumlah kata yang sama, yang berhubungan dengan baris
pertama tadi.
d)
Kertas diserahkan kembali pada siswa
pertama, ia menuliskan baris ke tiga, lalu menyerahkan kembali pada temannya itu. begitu seterusnya sampai
sejumlah baris yang diinginkan selesai ditulis.
e)
Bacakan puisi didepan kelas oleh
salah seorang siswa dari kelompoknya.
f)
Atau dapat juga dilaksankan
klasikal. guru member contoh satu baris puisi, kemudian secara bersama – sama
dilanjutkan oleh para siswa. guru menuliskan pendapat siswa di papan tulis.
setiap siswa harus mengemukakan sabaris puisi yang sudah ada di papan tulis.
jadilah sebuah puisi hasil kerja bersama. puisi dibaca kembali oleh siswa
secara bergiliran.
b.
Menulis Cita – cita
setiap siswa pasti memiliki cita – cita atau harapan
dalam hidupnya. Guru mengarahkan agar keinginan atau harapan siswa itu diungkapkan
ke dalam puisi. Siswa bisa dipancing dengan pertanyaan apa cita – cita kalian
masing – masing kalau sudah besar nanti ? Atau diberi diberi pertanyaan,
bagaimana seandainya sudah besar nanti kamu jadi presiden? jadi guru ? jadi
tentara? jadi dokter ? jadi pilot ? dan seterusnya. Tulis dalam bentuk puisi.
Jika sudah selesai, siswa diminta untuk membacakannya di depan kelas. Atau
dipajang di papan kelas. Berikan pujian untuk karya mereka.
c.
Menulis Imajinasi
Siswa diajak mengemukakan daya imajinasinya tentang
sesuatu yang aneh tapi dikenalnya. Kegiatan pembelajaran model ini mirip dengan
model menuliskan keinginan atau harapan bedanya, di dalam menuliskan hal aneh,
yang dibayangkan siswa adalah segala mengembangkan imijinasi siswa, misalnya :
“ Anak – anak bagaimana seandainya kita memelihara
dinosaurus dirumah kita ? bagaimana tatangga kamu dan daerah sekitar kamu ? nah
tuliskan yang kamu bayangkan itu dalam bentuk puisi. kamu boleh saja
membayangkan benda lain, bukan dinosaurus saja “.
jika sudah selesai, bicarakan puisi mereka. Jangan
lupa, member pujian untuk karyaa mereka.
d.
Puisi Namaku
Memamerkan nama sendiri kepada guru atau temannya bagi
siswa merupakan kebanggaan tersendiri. Hal ini dapat dijadikan rangsangan
ketika mereka membuat sebuah puisi. Siswa harus membuat puisi dari nama mereka
masing – masing. Merangsang menulis puisi dengan cara ini akan mudah dan
menyenangkan bagi siswa . Hal ini terjadi karena sumber tulisan sudah sangat
mereka kenal, misalnya tentang diri sendiri, lingkungan atau keinginan mereka.
Semua itu ditulis dengan menghadirkan nama siswa. Susun ke bawah huruf – huruf
namamu. Hruf awal namamu menjadi huruf awal kalimat setiap baris puisi. Ingat
setiap kalimat harus berkesinambungan dengan kalimat lain sebelumnya. Tentukan
judul yang sesuai dengan apa yang kamu ceritakan pada puisi. Puisi nama yang
dibuat siswa dibacakan atau ditempel di papan kelas ( majalah dinding ). contoh
:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis atau mengarang ialah suatu proses dan aktivitas melahirkan
gagasan, pikiran, perasaan, kepada orang lain atau dirinya melalui media berupa
tulisan. Setiap penulis memiliki tujuan dalam
menuangkan pikiran/gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk
diri sendiri dan orang lain. Pada prinsipnya kegunaan utama menulis adalah sebagai alat komunikasi
tidak langsung. Macam – macam menulis yang dapat diajarkan di SD dapat
dijelaskan sebagai berikut Menurut tingkatannya, isi dan susunannya.
Fiksi adalah tulisan yang dibangun berdasarkan
khayalan dan umumnya bukan kenyataan. Jenis-jenis karangan fiksi di antaranya adalah dongeng, roman, novel, cerita pendek, cerbung (cerita
bersambung), , dan puisi. Karangan nonfiksi adalah karangan yang berupa data
dan fakta. Jadi, tidak ada unsur imajinasi pengarang. Selain itu, karangan nonfiksi juga
disusun melalui fakta-fakta yang secara nyata terjadi di lapangan tanpa adanya
unsur imajinasi dari pengarang. Yang termasuk ke dalam mengarang nonfiksi adalah surat,
pidato, pengumuman, dan laporan.
B. Saran
Kemampuan berbahasa menulis
sangatlah penting bagi setiap anak. Karena dengan menulis anak bisa
mengembangkan gagasan, ide, emosi dan perasaannya. Selain itu kegiatan menulis
termasuk kedalam aspek tulisan di dalam keterampilan berbahasa.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyati, Y. dkk. ( 2014). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD.
Penerbit : Universitas Terbuka : Jakarta.
______. (2011).Perbedaan karya fiksi dan non fiksi. [Online]. Tersedia: (http://adeku-bahasaku.blogspot.co.id/2011/10/perbedaan-karya-fiksi-dan-nonfiksi.html ) [ 10 April 2018 ]
______. (2014). Hakikat menulis. [Online]. Tersedia: (http://afikhusamuddin.blogspot.co.id/2014/06/hakikat-menulis.html ) [ 10 April 2018 ]
x